Daftar Blog Icha

Kamis, 16 Februari 2012

NASKAH DRAMA SINGKAT


)*JANGAN LUPAKAN PERSAHABATAN KITA*( 

                Suatu pagi di sebuah desa, beberapa anak sedang berkumpul di pinggir sawah sambil bercanda ria. Mereka adalah Icha, Miea, Elbas, dan Farkhan.
Miea                      : “ech prend, kalau kita udah besar, jangan lupakan mas
masa seperti ini ya.”
Farkhan                : “ya enggak lah, masak aku lupa, Icha tuch paling yang lupa, biasa... pikun-pikun    
    gimana gitu.”
Icha                        : “aaa... bener! Tapi gak pikun-pikun amat kok, ya kan Bas? Nah kalau elbas nich asli
    pikun.”
Elbas                      : “ya enggak Cha.”
Icha                        : “he’em, bercanda.”
Farkhan                : “wah, gimana ya, sepertinya sebentar lagi, aku akan pergi meninggalkan kalian semua.”
Miea                      : “mau kemana Han.?”
Icha                        : “ke akhirat”
Elbas                      : “bener Han? Bawakan oleh-oleh ya dari akhirat”
Icha                        : “iya bawa oleh-oleh, kalau dari surga, kalau dari yang satunya. Jangan dech.”
Elbas                      : “em...”
Miea                      : “heh, kalian ituch sekali sekali ngomong serius napa!” (sambil menepuk bahu Icha)
                                    Mau kemana kamu han?”
Farkhan                : “kemarin ayahku bilang, kalau ayah, ibu dan aku akan pindah ke kota, dan tidak  
    akan tinggal disini lagi. Entah sampai kapan aku disana.”
Icha                        : “are you serious?”
Farkhan                : “I’m serious”
Elbas                      : “terus, kamu meninggalkan kita semua disini?”
Farkhan                : “iyaaa...”
Miea                      : “kapan kamu berangkat Han?”
Icha                        : “bentar lagi, ke akhirat...”
Miea                      : “Cha,.!!!”
Icha                        : “iya mangap”
Farkhan                : “kata ayah, mau berangkat besok pagi-pagi”
Elbas                      : “Han, meskipun kamu kadang-kadang menyebalkan, tapi rasanya berat untuk
    melepaskanmu Han.”
Icha                        : “dirimu lebih berat Bas.”
Miea                      : “kita akan kehilangan salah satu sahabat kita.”
Icha                        : “gimana kalau besok pagi-pagi kita ke rumah Farkhan?”
Farkhan                : “ada apa?”
Icha                        : “mau ambil mangga di depan rumahmu!”
Miea                      : “udah Cha...!!! Han, kita kan gak mau kamu pergi dari desa ini.”
Icha                        : “besok kita akan ikut mengantarkan kamu dan orang tuamu sampai perbatasan desa.”
Elbas                      : “ya sudahlah, jangan pikirkan itu, lebih baik kita senang-senang dan menghabiskan hari
   ini bersama-sama.”

Keesokan harinya dirumah Farkhan, Icha, Miea, dan Elbas menunggu dari sehabis sholat Shubuh sampai pagi jam 06.00 di depan rumah Farkhan. Mereka sangat setia kawan, dan selalu ada untuk sahabat mereka. Setelah lama menunggu, akhirnya Farkhan keluar dengan membawa koper besar.

ð  Di dalam perjalanan menuju perbatasan desa, mereka duduk di dalam kendaraan umum, sambil bercakap-cakap.

Farkhan                : “prend, aku hanya pergi tuk sementara. Bukan tuk tinggalkanmu, selamanya...”
Icha                        : “nyanyi km,.!???”
Miea                      : “Han, kamu beneran mau pergi?”
Farkhan                : “iya”
Elbas                      : “aku harap kamu akan kembali dan bisa bermain-main lagi dengan kita semua”
Icha                        : “Farkhan, jangan lupakan kita disini ya, jangan lupakan persahabatan kita prend. Kita
    akan selalu menunggu kamu kembali ke desa ini. Dan kita bisa bermain-main lagi.”
Farkhan                : “aku tidak akan lupakan kalian prend, kalian yang terbaik bagiku” (sambil turun dari
    kendaraan umum).  
Ich + El + Mie     : “bye han.”  (melambaikan tangan pada Farkhan)

Sementara Farkhan semakin jauh meninggalkan mereka.


Miea                      : “hem... Farkhan sudah pergi. Aku harap kita masih bisa bercanda-canda lagi tanpa satu
    orang sahabat kita,.”

Icha                        : “Icha khan ada disini untuk kalian selalu.”
Elbas                      : “iya, aku juga gak akan kemana-mana, aku akan setia pada sahabat-sahabatku”

Beberapa tahun kemudian...

Miea                      : “gak terasa udah 5 tahun Farkhan meninggalkan kita ya...”
Icha                        : “iya, apa Farkhan masih ingat ya sama kita?”
Miea                      : “aku harap dia masih ingat kita.”
Elbas                      : “pasti dia ingat.”
Icha                        : “ech prend, coba dech liat. Siapa tuch? “
Elbas                      : “yang mana?”
Icha                        : “ituch yang baru turun dari mobil mewah itu”
Miea                      : “Farkhan ya?”
Icha                        : “ha...??? masak sich?”
Miea                      : “kita samperin yuk.”
Icha                        : “Farkhan ya?”
Farkhan                : “siapa kalian?” (sambil menjauh)
Elbas                      : “ini kita, sahabat-sahabat kamu dulu”
Farkhan                : “oh maaf ya, saya tidak merasa pernah punya sahabat seperti kalian”
Miea                      : “kamu kok jadi seperti ini sich Han?”
Icha                        : “nich Farkhan beneran? Kalau emang Farkhan beneran, kenapa seperti ini ya sikapnya?
    sombong sekali kau,.!”
Farkhan                : “hey,.! Siapa kamu? Berani-beraninya bicara seperti itu? aku gak pernah kenal
    tuch sama kalian”
Icha                        : “ooo... belum tau ya? Aku Icha primadona desa ini”
Miea                      : “sudah, sudah... Farkhan, terserah kamu mau menganggap kita ini siapa, yang jelas kita
    ini sahabatmu.”
Farkhan                : “hem...! itu dulu, sekarang semuanya sudah berbeda, kalian tidak sepadan kalau
    berteman denganku.”
Icha                        : “kamu kok sombong banget ya? Dulu dan sekarang memang beda, tapi kamu tetap
    sahabat kita.”
Farkhan                : “terserah, yang pasti, aku gak merasa punya sahabat seperti kalian”
Elbas                      : “Udahlah Cha, biarin aja, dia udah bener-bener melupakan kita”
Icha                        : “ya udah kita pergi aja dari sini”

Setelah beberapa minggu Farkhan tinggal di desa itu lagi, dia mulai merasa gelisah. Karena tidak ada yang mau berteman dengannya. Hingga suatu hari dia bertemu dengan sahabat-sahabat kecilnya itu lagi.

Farkhan                : “hem, aku merasa kesepian di desa ini. Sepertinya tidak ada yang mau berteman
    denganku. Ap aku terlalu sombong?.”
Farkhan                : “em... kalian mau kemana?”
Icha                        : “apa kamu?! Katanya kamu gak pernah kenal sama kita-kita.”
Farkhan                : “hem...”
Elbas                      : “ada apa?”
Farkhan                : “aku boleh gak, jadi teman-teman kalian lagi?”
Icha                        : “eits! Ngomong apa kamu? Ooo... maaf, kamu tidak sepadan dengan kita. Kita
    kampungan dan kamu udah jadi anak kota.”
Miea                      : “Beneran kamu mau jadi teman kita lagi?”
Farkhan                : “iya, aku sudah sadar, kalau kalian sangat berharga dalam hidupku, aku minta maaf.”
Icha                        : “aaaccchhh...!!! gak bisa, dia udah menghina kita dan udah melupakan persahabatan
    kita.”
Elbas                      : “tapi kan dia sudah minta maaf Cha.”
Icha                        : “gak...!!!”
Miea                      : “masak kamu gak bisa memaafkan Farkhan? Dia kan dulu juga sahabat kita. Ayolah
    Cha, insya alloh dia tidak akan mengulanginya lagi.”
Icha                        : “ya udach, kalau farkhan memang bersungguh-sungguh ingin jadi teman kita lagi.”
Miea                      : “nah gitu dong, kalau kayak gini kan jadi enak.”
Elbas                      : “kita main-main lagi yuks di pinggir sawah seperti dulu lagi.”
Farkhan                  : “iya, aku kangen masa-masa seperti dulu.”
Icha                        : “sekali lagi aku ingatkan ya prend, jangan pernah lupakan persahabatan kita.”
Miea                      : “Sieeeppp,.!”
Elbas                      : “terus?”
Ich+El+Mie+Far    : “Persahabatan Kita Sekarang dan Selamanya.”

1 komentar: