)*JANGAN
LUPAKAN PERSAHABATAN KITA*(
Suatu
pagi di sebuah desa, beberapa anak sedang berkumpul di pinggir sawah sambil
bercanda ria. Mereka adalah Icha, Miea, Elbas, dan Farkhan.
Miea : “ech
prend, kalau kita udah besar, jangan lupakan mas
masa seperti ini ya.”
Farkhan : “ya enggak
lah, masak aku lupa, Icha tuch paling yang lupa, biasa... pikun-pikun
gimana
gitu.”
Icha :
“aaa... bener! Tapi gak pikun-pikun amat kok, ya kan Bas? Nah kalau elbas nich
asli
pikun.”
Elbas : “ya
enggak Cha.”
Icha :
“he’em, bercanda.”
Farkhan : “wah,
gimana ya, sepertinya sebentar lagi, aku akan pergi meninggalkan kalian semua.”
Miea : “mau
kemana Han.?”
Icha : “ke
akhirat”
Elbas : “bener Han? Bawakan oleh-oleh ya dari akhirat”
Elbas : “bener Han? Bawakan oleh-oleh ya dari akhirat”
Icha : “iya
bawa oleh-oleh, kalau dari surga, kalau dari yang satunya. Jangan dech.”
Elbas :
“em...”
Miea : “heh, kalian ituch sekali sekali ngomong serius napa!” (sambil menepuk bahu Icha)
Miea : “heh, kalian ituch sekali sekali ngomong serius napa!” (sambil menepuk bahu Icha)
Mau kemana kamu han?”
Farkhan
: “kemarin ayahku bilang, kalau
ayah, ibu dan aku akan pindah ke kota, dan tidak
akan tinggal disini lagi. Entah sampai
kapan aku disana.”
Icha : “are
you serious?”
Farkhan : “I’m
serious”
Elbas :
“terus, kamu meninggalkan kita semua disini?”
Farkhan :
“iyaaa...”
Miea : “kapan
kamu berangkat Han?”
Icha :
“bentar lagi, ke akhirat...”
Miea :
“Cha,.!!!”
Icha : “iya
mangap”
Farkhan : “kata ayah, mau berangkat besok pagi-pagi”
Farkhan : “kata ayah, mau berangkat besok pagi-pagi”
Elbas : “Han,
meskipun kamu kadang-kadang menyebalkan, tapi rasanya berat untuk
melepaskanmu Han.”
Icha :
“dirimu lebih berat Bas.”
Miea : “kita
akan kehilangan salah satu sahabat kita.”
Icha :
“gimana kalau besok pagi-pagi kita ke rumah Farkhan?”
Farkhan : “ada
apa?”
Icha : “mau
ambil mangga di depan rumahmu!”
Miea : “udah Cha...!!!
Han, kita kan gak mau kamu pergi dari desa ini.”
Icha :
“besok kita akan ikut mengantarkan kamu dan orang tuamu sampai perbatasan
desa.”
Elbas : “ya
sudahlah, jangan pikirkan itu, lebih baik kita senang-senang dan menghabiskan
hari
ini bersama-sama.”
Keesokan harinya dirumah Farkhan, Icha, Miea, dan
Elbas menunggu dari sehabis sholat Shubuh sampai pagi jam 06.00 di depan rumah
Farkhan. Mereka sangat setia kawan, dan selalu ada untuk sahabat mereka.
Setelah lama menunggu, akhirnya Farkhan keluar dengan membawa koper besar.
ð
Di dalam perjalanan menuju
perbatasan desa, mereka duduk di dalam kendaraan umum, sambil bercakap-cakap.
Farkhan : “prend,
aku hanya pergi tuk sementara. Bukan tuk tinggalkanmu, selamanya...”
Icha :
“nyanyi km,.!???”
Miea : “Han,
kamu beneran mau pergi?”
Farkhan : “iya”
Elbas : “aku
harap kamu akan kembali dan bisa bermain-main lagi dengan kita semua”
Icha :
“Farkhan, jangan lupakan kita disini ya, jangan lupakan persahabatan kita prend.
Kita
akan selalu menunggu kamu kembali ke desa
ini. Dan kita bisa bermain-main lagi.”
Farkhan : “aku
tidak akan lupakan kalian prend, kalian yang terbaik bagiku” (sambil turun dari
kendaraan umum).
Ich + El + Mie : “bye
han.” (melambaikan tangan pada Farkhan)
Sementara Farkhan semakin jauh meninggalkan mereka.
Miea :
“hem... Farkhan sudah pergi. Aku harap kita masih bisa bercanda-canda lagi
tanpa satu
orang sahabat kita,.”
Icha :
“Icha khan ada disini untuk kalian selalu.”
Elbas : “iya,
aku juga gak akan kemana-mana, aku akan setia pada sahabat-sahabatku”
Beberapa tahun kemudian...
Miea :
“gak terasa udah 5 tahun Farkhan meninggalkan kita ya...”
Icha :
“iya, apa Farkhan masih ingat ya sama kita?”
Miea :
“aku harap dia masih ingat kita.”
Elbas :
“pasti dia ingat.”
Icha : “ech
prend, coba dech liat. Siapa tuch? “
Elbas : “yang
mana?”
Icha :
“ituch yang baru turun dari mobil mewah itu”
Miea :
“Farkhan ya?”
Icha :
“ha...??? masak sich?”
Miea : “kita
samperin yuk.”
Icha :
“Farkhan ya?”
Farkhan : “siapa kalian?”
(sambil menjauh)
Elbas : “ini
kita, sahabat-sahabat kamu dulu”
Farkhan : “oh maaf
ya, saya tidak merasa pernah punya sahabat seperti kalian”
Miea : “kamu
kok jadi seperti ini sich Han?”
Icha :
“nich Farkhan beneran? Kalau emang Farkhan beneran, kenapa seperti ini ya
sikapnya?
sombong sekali kau,.!”
Farkhan :
“hey,.! Siapa kamu? Berani-beraninya bicara seperti itu? aku gak pernah kenal
tuch sama kalian”
Icha :
“ooo... belum tau ya? Aku Icha primadona desa ini”
Miea :
“sudah, sudah... Farkhan, terserah kamu mau menganggap kita ini siapa, yang
jelas kita
ini sahabatmu.”
Farkhan : “hem...!
itu dulu, sekarang semuanya sudah berbeda, kalian tidak sepadan kalau
berteman denganku.”
Icha :
“kamu kok sombong banget ya? Dulu dan sekarang memang beda, tapi kamu tetap
sahabat kita.”
Farkhan :
“terserah, yang pasti, aku gak merasa punya sahabat seperti kalian”
Elbas :
“Udahlah Cha, biarin aja, dia udah bener-bener melupakan kita”
Icha : “ya
udah kita pergi aja dari sini”
Setelah beberapa minggu Farkhan tinggal di desa itu
lagi, dia mulai merasa gelisah. Karena tidak ada yang mau berteman dengannya.
Hingga suatu hari dia bertemu dengan sahabat-sahabat kecilnya itu lagi.
Farkhan : “hem, aku
merasa kesepian di desa ini. Sepertinya tidak ada yang mau berteman
denganku. Ap aku terlalu sombong?.”
Farkhan : “em...
kalian mau kemana?”
Icha : “apa
kamu?! Katanya kamu gak pernah kenal sama kita-kita.”
Farkhan : “hem...”
Elbas : “ada
apa?”
Farkhan : “aku
boleh gak, jadi teman-teman kalian lagi?”
Icha :
“eits! Ngomong apa kamu? Ooo... maaf, kamu tidak sepadan dengan kita. Kita
kampungan dan kamu udah jadi anak kota.”
Miea : “Beneran
kamu mau jadi teman kita lagi?”
Farkhan : “iya, aku
sudah sadar, kalau kalian sangat berharga dalam hidupku, aku minta maaf.”
Icha :
“aaaccchhh...!!! gak bisa, dia udah menghina kita dan udah melupakan
persahabatan
kita.”
Elbas : “tapi
kan dia sudah minta maaf Cha.”
Icha :
“gak...!!!”
Miea : “masak
kamu gak bisa memaafkan Farkhan? Dia kan dulu juga sahabat kita. Ayolah
Cha, insya alloh dia tidak akan
mengulanginya lagi.”
Icha : “ya
udach, kalau farkhan memang bersungguh-sungguh ingin jadi teman kita lagi.”
Miea : “nah
gitu dong, kalau kayak gini kan jadi enak.”
Elbas : “kita
main-main lagi yuks di pinggir sawah seperti dulu lagi.”
Farkhan : “iya, aku kangen masa-masa
seperti dulu.”
Icha :
“sekali lagi aku ingatkan ya prend, jangan pernah lupakan persahabatan kita.”
Miea :
“Sieeeppp,.!”
Elbas :
“terus?”
Ich+El+Mie+Far : “Persahabatan
Kita Sekarang dan Selamanya.”